Menu

Metode Riset

PENGARUH KEPUASAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN  
LATAR BELAKANG

1.       Fenomena
              Produktivitas kerja diukur dari kepuasan dan motivasi kerja yang diberikan oleh perusahaan masing-masing. Tidak terlalu banyak perusahaan yang memberikan kepuasan ataupun motivasi kerja. Dan tidak jarang juga perusahaan memberikan kesejahteraan secara utuh untuk karyawannya tentu saja dilihat dari produktivitas karyawan tersebut.

2.       Riset Terdahulu

              Menurut Dessler ( 1997:10), pentingnya peningkatan produktivitas dalam kaitannya dalam pertumbuhan ekonomi adalah : peningkatan produktivitas dapat berarti peningkatan hasil yang dicapai dengan menggunakan sumberdaya secara efektif dan efisien , dan hal tersebut dapat memberikan sumbangan besar dalam pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih kuat. Kaitannya dengan upah meliputi aspek peningkatan produktivitas dapat berupa penurunan biaya produksi dan peningkatan kemampuan bersaing karena hasil jumlah produksi bertambah dan harga ditekan lebih rendah; apabila hal tersebut dibarengi dengan pembinaan pasar maka keuntungan akan meningkat ; bertambah besarnya keuntungan antara lain dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan tingkat upah dan perluasan usaha. Hubungannya dengan aspek kesejahteraan mencakup : peningkatan produktivitas dapat meningkatkan taraf hidup dan jika upah meningkat dapat untuk membiayai kebutuhan hidup akan lebih baik.

3.       Motivasi Penelitian

               Berdasarkan fenomena yang terjadi dan riset terdahulu untuk mengukur seberapa pentingnya produktivitas dalam kaitannya untuk pertumbuhan ekonomi

4.       Masalah
               Manusia merupakan makhluk yang tidak bisa terlepas dari kekurangan, maka ada beberapa hambatan yang bisa mempengaruhi fungsinya sebagai salah satu faktor penentu Produktivitas.

TUJUAN
Untuk mengukur sejauh mana perusahaan bertindak dan memilih pola manajemen yang tepat untuk menyeimbangkan antara motivasi kerja dan kepuasan kerja untuk karyawan terhadap produktivitas kerja yang karyawan hasilkan untuk perusahaan.
PUSTAKA


 Femmy Ferdiany
NPM : 16209232
KELAS : 3EA11

Tugas Metode Riset dari Pak Prihantoro

REVISI ANALISIS JURNAL III

ANALISIS JURNAL III
TEMA : KEMISKINAN DI INDONESIA

JUDUL
Jurnal 1 : MENANGGULANGI KEMISKINAN DI KOTA CILEGON
Jurnal 2 : KEMISKINAN DAN EKONOMI RAKYAT YOGYAKARTA
Jurnal 3 :
KRISIS MONETER DAN KEMISKINAN DI SRIHARJO 

 

PENGARANG
Jurnal 1 : Mubyarto, 2002
Jurnal 2 : Mubyarto, 2002
Jurnal 3 : Yulius Setiawan Bulo, 2002

LATAR BELAKANG MASALAH

1. Fenomena

Jurnal 1 :
4 Kecamatan di Kota Cilegon tingkat kemiskinan, yaitu rasio jumlah keluarga pra KS dan KS I dari total KK adalah sebagai berikut:



Jurnal 2 :
Propinsi DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) adalah propinsi terkecil di Jawa dengan penduduk hanya 3,1 juta jiwa (2000). Pada akhir dekade enam puluhan propinsi ini dikenal sebagai propinsi ”termiskin” No.3 dari bawah sesudah propinsi NTT dan NTB, karena 47% wilayahnya yaitu kabupaten Gunungkidul, merupakan wilayah tandus. Sebagian besar kabupaten Gunungkidul, kabupaten Kulonprogo, dan sebagian kecil wilayah kabupaten Bantul adalah daerah kering yang tidak berpengairan
Jurnal 3 :
Krisis Moneter (Krismon) 1998-1998 terjadi maka secara statistik jumlah penduduk Indonesia yang termiskinkan mengalami peningkatan. Angka kemiskinan absolut dan relatif penduduk Indonesia meningkat. Tetapi yang perlu dicatat adalah bahwa ternyata dampak krismon di perdesaan tidaklah separah yang dirasakan di perkotaan Indonesia.

2.Penelitian Sebelumnya

Jurnal 1 :
Secara keseluruhan PDRB Cilegon selama 1999-2001 sudah tumbuh rata-rata 5,79% dan tahun 2001 bahkan sudah 7,43%, dua kali lebih tinggi angka pertumbuhan rata-rata nasional.
Jurnal 2 :
Pada tahun 1973 David Penny dan Masri Singarimbun menerbitkan hasil penelitiannya di Sriharjo, Imogiri, Bantul, tentang kemiskinan dan tekanan penduduk dalam bentuk monografi di Cornell University berjudul Population and Poverty in Rural Java: An Economic Arithmetic from Sriharjo.
Jurnal 3 :
Desa Sriharjo yang hampir 90% lahannya diusahakan sebagai sawah dan ladang dengan perbandingan 45% sawah ditanami padi dan 45% ladang ditanami palawija, atau ketela, mengalami kemajuan dalam pemberdayaan pertanian dan kegiatan perekonomiannya berkat adanya kelompok-kelompok keuangan mikro yang beroperasi. Masri Singarimbun dan David H. Penny (1989) melakukan penelitian di desa Sriharjo dan obyek utamanya adalah dusun Miri.

3. Motivasi Penelitian

Jurnal 1 :
mengetahui faktor yang menyebabkan peranan lembaga bank yang banyak menciut dan sektor keuangan non-bank menjadi sangat penting.

Jurnal 2 :
Berdasarkan penelitian  David Penny dan Masri tentang kemiskinan dan tekanan penduduk dalam bentuk monografi, maka penelitian tentang faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan di daerah yogyakarta merupakan motivasi penelitian ini.

Jurnal 3 :
Mengetahui penyebab dan penanggulangan krisis moneter dan kemiskinan di Sriharjo.

TUJUAN

Jurnal 1 :
Menjalankan lebih baik lagi program-program penanggulangan kemiskinan di kota cilegon yang menggunakan laba BUMN yang tidak sulit dimanfaatkan dan bila dikelola dengan cara yang sama semata-mata untuk kesejahteraan masyarakat.
Jurnal 2 :
Menjadikan agar pembangunan ekonomi di Yogyakarta lebih berhasil sesuai dengan visi misi Yogyakarta yang  menomorsatukan pembangunan sosial.
Jurnal 3 :
memperbaiki kondisi pemenuhan kebutuhan primer, sekunder, dan tertier agar Sriharjo terlepas dari kategori kota miskin untuk kesejahteraan masyarakat setempat.

METODE PENELITIAN

Jurnal 1 :

1. Data

2.       Variabel
Jika PDRB per kapita Kota Cilegon tahun 2001 mencapai Rp 25,5 juta yang tumbuh rata-rata 13,5% per tahun selama 1999-2001, kiranya sukar dimengerti jika masih ada penduduk yang hidup miskin. Jika garis kemiskinan Kota Cilegon adalah kira-kira Rp 150.000 per bulan, maka PDRB per kapita Rp 2,13 per bulan jelas sekali lebih tinggi disbanding garis kemiskinan.
3.       Tahapan Penelitian.
Program penanggulangan kemiskinan pertama yang bersifat nasional adalah program IDT sampai penggunaan laba BUMN
4.       Model Penelitian
Menggunakan distribusi persentasi PDRB

Jurnal 2 :

1. data

2. Variabel


3.       Tahapan Penelitian :
program BIMAS (bimbingan massal) intensifikasi padi (bahkan juga palawija), juga terutama karena petani memberikan tanggapan sangat positif terhadap program pemerintah ini. Program Bimas mencakup 5 upaya (Panca Usaha) yaitu: (1) penggunaan bibit unggul, (2) pemupukan dengan pupuk kimia, (3) pemberantasan hama dan penyakit dengan obat-obatan; (4) pengairan, dan (5) cara bercocok tanam yang baik dan benar.
4.       Model Penelitian :
Yogyakarta mengadopsi teknologi baru yang memungkinkan peningkatan produksi padi secara menyakinkan, sehingga propinsi ini meskipun luas sawahnya yang beririgasi relatif sempit, dapat mengatasi masalah pangan penduduknya.

Jurnal 3 :
1.       Data
Menurut pendataan penduduk terakhir yang dilakukan oleh aparat dusun Mojohuro, desa Sriharjo, yaitu sampai dengan Oktober 2001, terdapat 194 KK dengan jumlah warga 884 jiwa. Adapun kelompok pekerjaan atau mata pencaharian mereka bisa dibagi menjadi beberapa kelompok utama, yaitu: tani atau buruh tani, buruh bangunan, wiraswasta (toko kelontong), PNS, dan ada juga 23 orang yang menjadi TKI ke luar negeri. Adapun fasilitas pendidikan yang terdapat di dusun Sriharjo adalah TK (2 buah), SD (3 buah), SMP di dusun Jati, dan SMU di Imogiri.
2.       Variabel
Desa Sriharjo yang hampir 90% lahannya diusahakan sebagai sawah dan ladang dengan perbandingan 45% sawah ditanami padi dan 45% ladang ditanami palawija, atau ketela, mengalami kemajuan dalam pemberdayaan pertanian dan kegiatan perekonomiannya berkat adanya kelompok-kelompok keuangan mikro yang beroperasi. Masri Singarimbun dan David H. Penny (1989) melakukan penelitian di desa Sriharjo dan obyek utamanya adalah dusun Miri. Penelitian itu bisa digunakan sebagai pembanding dalam melihat bagaimana penduduk desa menanggulangi kemiskinan mereka. Dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa terlihat adanya hubungan yang positif antara pasarisasi dengan peningkatan taraf hidup penduduk Sriharjo.
3.       Tahapan Penelitian
mengacu pada pemenuhan standar kebutuhan hidup normal dan layak
4.       Model Penelitian
membandingkan data desa Sriharjo dengan Desa tetangga lainnya yang termasuk kategori Desa miskin.

HIPOTESIS

Jurnal 1 :
PDRB per kapita kemungkinan tidak dapat dijasikan ukuran pasti untuk mengukur kemakmuran masyarakat.
Jurnal 2 :
Peningkatan ekonomi di DIY kemungkinan akan berhasil karena kualitas manusia atau SDM yang diukur antara lain dari indek harapan hidup, indek pendidikan, dan indek daya beli, dapat menjadi ukuran keberhasilan atau kegagalan program-program pembangunan, baik yang datang dari pemerintah maupun yang dikembangkan masyarakat sendiri.

Jurnal 3 :
kemungkinan perekonomian desa Sriharjo sekarang disebabkan oleh masih adanya dampak dari krisis moneter masa lalu.

HASIL DAN ANALISIS

Jurnal 1 :
PDRB per kapita tidak dapat dijadikan ukuran kemakmuran penduduknya karena harus diketahui bagaimana pembagian PDRB atau pendapatan regional dibagi kepada penduduknya.Selain itu, PDRB yang merupakan nilai total barang yang diproduksi suatu daerah dalam 1 tahun belum tentu barang dan jasa tersebut dinikmati penduduk setempat karena modal/investasi khususnya di sektor pengolahan (manufaktur) berasal dari luar daerah, maka setiap tahun kecenderungan dari investasi tersebut juga dibawa ke luar di kirimkan kepada pemilik perusahaan yang bersangkutan.

Jurnal 2 :
Jika peninjau dari luar negeri ingin belajar dari Indonesia tentang cara-cara menyusun kebijaksanaan dan program-program penanggulangan kemiskinan, maka DIY dapat dijadikan kasus menarik. Propinsi ini, sebagai ”Daerah Istimewa” memang mampu mengetengahkan fakta dan data empirik bagaimana kemiskinan materiil tidak perlu dijadikan alasan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM). Peningkatan SDM di Yogyakarta tidak menunggu setelah pembangunan ekonomi berhasil. Justru sebaliknya pembangunan sosial melalui tindakan bersama (collective action) dan melalui pembangunan pendidikan dan kesehatan, telah berhasil menjadikan orang Yogya ”berumur panjang” dan bertenaga beli tertinggi di Indonesia. Tenaga beli yang tinggi tidak harus berarti orang Yogya berpendapatan tinggi, tetapi yang justru lebih tangguh, orang Yogya mampu memproduksi barang dan jasa dengan biaya produksi lebih rendah. Dan biaya produksi rendah (low cost economy) bertolak belakang dengan “ekonomi biaya tinggi” (high cost economy)

Jurnal 3 :
Dampak krismon terasa sekali dalam hal tingkat inflasi. Namun hal tersebut tidak begitu menjadi masalah karena sebenarnya perekonomian perdesaan tidak secara langsung terkait dengan luar negeri. Serta kecenderungan pola ekonomi pedesaan adalah semi subsisten, dan hal ini merupakan kekuatan bagi masyarakat perdesaan dalam bertahan di saat krisis moneter.

REKOMENDASI DAN IMPLIKASI

Jurnal 1 :
Dalam otonomi daerah dan sistem pemerintahan yang desentralistis, program penanggulangan kemiskinan adalah “urusan daerah” dengan berbagai prakarsa harus diambil oleh daerah sendiri. Namun yang perlu diperhatikan Pemda, seyogyanya tidak khawatir mengenai kemampuan penduduk miskin sendiri mengelola dana yang dipercayakan dan dijadikan milik mereka

Jurnal 2 :
Dalam kaitan thesis Hernando De Soto tentang modal yang mati (dead capital) dalam bukunya yang sedang laris The Mystery of Capital, modal orang Yogya tidak mati, tetapi orang Yogya mampu memanfaatkan modal mati ini menjadi modal sosial yang hidup karena ditanamkan pada diri anak-anak sebagai investasi manusia (human investment). Pembangunan sosial adalah pembangunan ekonomi, kata Nancy Birdsall dari Bank Dunia.

Jurnal 3 :
Adanya kemampuan untuk mengidupkan secara mandiri sektor perekonomian desa Sriharjo secara swadaya merupakan bukti nyata peran kelompok-kelompok lembaga keuangan mikro yang turut berperan sebagai mediator pengembangan aktivitas perekonomian di pedesaan.

SUMBER


Ekonomi rakyat

Arsyad, Lincohn., Memahami Masalah Kemiskinan di Indonesia: Suatu Pengantar, Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Indonesia, No. 1 Tahun VII, 1992, p.95-116.
Bank Indonesia, Kajian Ekonomi Regional DIY, Triwulan H, 2001,
Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi, BPFE Yogyakarta, 2000.
Mubyarto, Prospek Otonomi Daerah dan Perekonomian Indonesia Pasca Krisis Ekonomi, BPFE Yogyakarta, 2001.
Singarimbun, Masri., Perubahan-Perubahan Sosial-Ekonoini di Miri Sriharjo, Kemiskinan Peranan Sistem Pasar, David H. Penny, Ul Press, 1990.



Femmy Ferdiany
kelas : 3ea11
npm : 16209232

tugas diberikan oleh Pak Prihantoro

TUGAS METODE RISET

ANALISIS JURNAL II
Judul

Jurnal 1 : INTERAKSI SOSIAL ANTARA GURU DENGAN MURID DALAM KEGIATAN KURIKULER DAN KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
Jurnal 2 : PEMANFAATAN BLOG (JURNAL ONLINE) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
Jurnal 3 : KEKELIRUAN PENGAJARAN ILMU EKONOMI DI INDONESIA

 
Pengarang
Jurnal 1 : Sudjarwo
Jurnal 2 : Made Herry Santosa
Jurnal 3 : Mubyarto
Tahun :  2008, 2008, 2009
Tema :  UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
Latar Belakang Masalah
·         Fenomena
Jurnal 1 :
Proses pendidikan berlangsung atas dasar proses kontak sosial.
Jurnal 2 :
Perkembangan Teknologi dan Informasi Komunikasi di berbagai bidang sangatlah pesat dan dapat memberikan dimensi baru kemampuan literasi bagi pembelajar.
Jurnal 3 :
Indonesia masih mengalami kekeliruan dalam pengajaran ekonomi sehingga timbulnya permasalahan ekonomi 
·         Penelitian Sebelumnya
Jurnal 1 :
Hasil penelitian yang dilakukan khusus mengenai kokurikuler pada mata pelajaran Bahasa Inggris di SLTP (Sudjarwo, 1993 ) menunjukan bahwa siswa yang memiliki frekuensi tinggi berhubungan dengan gurunya memiliki kesempatan yang banyak untuk  mempraktekan bahasa yang dipelajarinya.
Jurnal 2 :
Dunia pendidikan sudah mengalami banyak transformasi , mulai dari metode , fokus , kurikulum , dan lainnya. Pembelajaran bahasa khususnya bahasa asing juga mengalami hal yang serupa.
Jurnal 3 :
di Indonesia yang baru memiliki Doktor Ekonomi pertama tahun 1943, masalah ini sangat sedikit dipersoalkan. Dosen-dosen/pengajar ilmu ekonomi di perguruan-perguruan tinggi tak banyak yang membaca buku-buku yang bersifat kritis tentang ini. Terakhir, kiranya tidak banyak ekonom arus utama yang berminat membaca buku Matinya Ilmu Ekonomi (The Death of Economics) tulisan Paul Ormerod tahun 1994, padahal penulisnya pernah datang ke Jakarta (15 Januari 1998), dan berdiskusi dengan para ekonom senior kita.


·         Motivasi Penelitian
Jurnal 1 :
Wujud pengorganisiran lingkungan akan lebih bermanfaat bagi siswa secara sosiologis.
Jurnal 2 :
Potensi sumber daya manusia agar mampu berkiprah di era globalisasi ini.
Jurnal 3 :
untuk penganalisaan perekonomian dengan baik.
Masalah
Jurnal 1 :
Proses sosialisasi antar murid di lingkungan pendidikan masih sangat kurang, interkasi mereka masih sangat kurang, dikarenakan adanya ketidak percaya dirian sehingga mengalami rasa takut untuk mengaktualisasikan dirinya lebih dekat dengan tenaga pengajar ataupun sesama pelajar.
Jurnal 2 :
Kurangnya pemahaman dan pelatihan yang menunjang yang mungkin penyebab rendahnya mutu pembelajaran yang disebabkan oleh mutu guru sehingga mempengaruhi kualitas pembelajaran.
Jurnal 3 :
 ilmu ekonomi normatif yang membahas das sollen.
Keberatan dipakainya ideologi atau nilai-nilai dalam ilmu ekonomi sering didasarkan pada pengertian yang keliru tentang ideolog
Tujuan Penelitian
Jurnal 1 :
Kemajuan belajar para murid serta ketidakcanggungan yang dapat berdampak pengaktualisasian diri dengan baik.
Jurnal 2 :
meningkatkan kemampuan menulis atau kompetensi menulis pelajar.
Jurnal 3 :
Demikian sistem Ekonomi Indonesia yang mampu mewujudkan cita-cita Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menentang individualisme dan kapitalisme yang kini merajalela kembali melalui ideologi neoliberalisme dan gerakan globalisasi.


Metode Penelitian

Jurnal 1 :
Surahmad (1973:162) lebih jauh menjelaskan bahwa pemahaman belajar itu akan terbentuk apabila:
1 . Belajar terjadi dalam kondisi yang berarti secara individual
2.  Adanya interaksi sosial yang intens antara guru dengan murid
3. Hasil pelajaran adalah kebulatan tingkah laku
4. Siswa menghadapi secara pribadi
5. Belajar adalah mengalami
pemerintah mengembangkan konsep kokurikuler, yang berdasar pada point kedua
Jurnal 2:
Seorang dosen yang memiliki kompetensi dasar dalam hal pengelolaan dan pengaturan untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif.Strategi berbeda-beda.
Kelas A tidak dapat berlaku efektif sama bila strategi tersebut di aplikasikan ke dalam kelas B
Jurnal 3 :
Misalnya tentang kontraksi ekonomi amat besar (-13.4%) tahun 1998 yang berdasar kurs dolar telah menurunkan “kesejahteraan bangsa” Indonesia (pendapatan perkapita) dari USD 1200 menjadi USD 600. Data kontraksi ekonomi di luar Jawa hanya –4,4% bahkan di Irian Jaya tahun 1998 masih tumbuh positif 12,8%.

Hipotesis
Jurnal 1:
Dengan melaksanakan kegiatan kokurikuler tersebut pekerjaan guru semakin berat beserta tanggung jawab untuk membangun pelajar sangat besar.
Jurnal 2 :
Dengan ada nya proses belajar menulis online ini kemungkian besar mahasiswa dapat menguasai aspek-aspek komponen bahasa.
Jurnal 3 :
Sebaiknya
sistem “ekonomi terpimpin” menegaskan bahwa politik kemakmuran Indonesia ialah politik yang didasarkan pada “pembangunan tenaga beli rakyat” yaitu dengan memperbesar produksi sekaligus menyediakan lapangan kerja penuh.

Hasil dan Analisis
Jurnal 1:
Pada dasarnya konsep kokurikuler sangat efisien untuk mengaktualisasikan pelajar. Dikarenakan minat belajar bukan juga karena diktasi dari pengajar melainkan kedekatan yang menghasilkan belajar bukan hal yang sulit.
Jurnal 2 :
Fitur tools TIK yang relevan diterapkan pada pembelajaran bahasa inggris mengingat pesatnya perkembangan TIK saat ini. Dan salah satu tools online yang  gratis dan dapat dimanfaatkan saat ini adalah blog.
Jurnal 3 :
Demikian sistem Ekonomi Indonesia yang mampu mewujudkan cita-cita Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menentang individualisme dan kapitalisme yang kini merajalela kembali melalui ideologi neoliberalisme dan gerakan globalisasi.
 

Sumber
Daftar Pustaka
Ace Partadiredja, Ekonomika Etik, Himpunan Pidato Pengukuhan Guru Besar UGM, Ilmu-ilmu Sosial, 1949-1999, 2000
Boulding, Kenneth, Economics as a Science, McGraw-Hill, 1970
Dopter, Kurt et al, (eds), Economics in the Future, Macmillan, 1976
Katouzian, Homa, Ideology and Methods in Economics, Macmillan, 1980.
Lewis, Alan & Kare-Erik Warneryd (eds), Ethics and Economic Affairs, Routledge, 1994
Lunati, M. Teresa, Ethical Issues in Economics, Macmillan, 1997.
Mahen, John.E, What is Economics, John Wiley & Sons, 1969.
Nelson, Robert H, Economics as Religion, Pennsylvania State UP, 2001.
Ormerod, The Death of Economics, Faber & Faber, 1994.
Ward, Benyamin, What’s Wrong with Economics, Basic Book, New York, 1972
Wilber, Charles K, Economics, Ethics, and Public Policy(eds), Rowman & Littlefield, 1998.
Wilson, Rodney, Economics, Ethics, and Religion, Macmillan, 1997


NAMA : FEMMY FERDIANY
KELAS :3EA11
NPM : 16209232

Tugas ini diberikan oleh Pak Prihantoro

ANALISIS JURNAL

TEMA : MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA

JUDUL :
1.
Pentingkah Reformasi Pendidikan Indonesia?
2.
Peningkatan Kualitas Mutu Pendidikan
3
. Komersialisasi Pendidikan

NAMA PENGARANG:
1. Anne Ahira
2.
Sudarmi
3.
Rubyarto

LATAR BELAKANG MASALAH
fenomena:
1. Dalam perjalanannya proses pembangunan ekonomi membutuhkan sumber daya pendidikan yang berkualitas tinggi. Oleh karena itu diputuskan untuk mengadakan pembaruan secara menyeluruh terhadap peranan pendidikan. Tetapi sejauh ini, usaha yang mengarah kesana masih belum mencapai target yang tinggi. Problem-problem pendidikan kita semakin kompleks dan semakin sarat dengan tantangan. Kebijakan dan program-program pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, nampak tidak memberi jawaban solutif terhadap permasalahan-permasalahan pendidikan yang berkembang. 

2. Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Ini di buktikan antara lain dengan data UNESCO pada tahun 2000 tentang peringkat Indeks pembangunan manusia ( Human Develelopment Indeks) yaitu komposisi dari peringkat dari pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan bahwa Indeks pembangunan manusia Indonesia ( Human Develelopment Indeks) makin menurun. Diantara 174 negara di dunia Indonesia menempati urutan ke 102 pada tahun 1996, ke 99 pada tahun 1997, ke 105 pada tahun 1998, dan 109 pada tahun 1999.
Kualitas pendidikan di Indonesia yang rendah itu juga di tunjukkan data Balitbang tahun 2003 bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya 8 sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program. Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya 8 sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program. Dan dari 8.036 SMA ternyata hanya 7 sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategiri The Diploma Program. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di dalam negeri dan isu-isu mutakhir dari luar negeri yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia merupakan hal-hal yang harus segera ditanggapi dan dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum baru pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.


3. Peningkatan biaya masuk sekolah yang belakangan ini banyak dikeluhkan oleh wali murid yang kurang mampu. Fenomena ini banyak terjadi di sekolah menengah SMP, SMA, SMK. Menyusul diterapkannya Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) yang memberikan kesempatan kepada sekolah sebebas-bebasnya untuk menggerakkan roda kebijakannya yang dianggapperlu.

penelitian sebelumnya:
1. Telah dilaksanakan Kebijakan dan program-program pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan meski problem-problem pendidikan kita semakin kompleks dan semakin sarat dengan tantangan.

2. Pertama, peluncuran beberapa peraturan perundang-undangan yang baru . Kedua, dengan perkembangan dan perubahan global dalam berbagai aspek kehidupan yang datang begitu cepat .Ketiga, dengan kondisi masa sekarang dan kecenderungan di masa yang akan datang perlu dipersiapkan generasi muda termasuk peserta didik yang memiliki kompetensi yang multidimensional.Keempat,mengacu kepada tiga hal tersebut. Kurikulum yang dibutuhkan di masa yang akan datang yaitu kurikulum yang berbasis kompetensi. Kompetensi dikembangan untuk memberikan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan, pertentangan, ketidakmenenentuan, ketidakpastian, dan kerumitan-kerumitan dalam kehidupan.

3.di lihat dari berbagai fenomena yang terjadi, lembaga pendidikan dikategorikan sebagai lembaga pendidikan yang merupakan institusi komersial.

Motivasi penelitian:
1. memberi jawaban yang solutif terhadap permasalahan-permasalahan pendidikan yang berkembang. Serta memperbaharui semua system pendidikan dan peranannya terhadap pembangunan bangsa ini.
2. menjadi tantangan nasional Kemudian pengembangan kurikulum masa sekarang dapat mengantisipasi persoalan-persoalan yang mempunyai kemungkinan besar sudah dan atau yang akan terjadi.
3. memberikan kesejahteraan bagi para murid dan bukan ajang komersialisme pendidikan.


MASALAH
1. belum seimbangnya peranan pendidikan Indonesia dalam proses pembangunan bangsa adalah karena penentu kebijakan dalam hal ini pemerintah masih belum menyatu dalam mewujudkan peranan pendidikan yang dapat mendongkrak kemajuan pembangunan ekonomi bangsa.

2.  Masalah kurikulum, Masalah Metode, Masalah Sarana Fisik, masalah tenaga kerja , masalah evaluasi, Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan.


3.rendahnya kemampuan guru untuk melakukan proses didaktik-metodik disekolah sementara sekolah hanya melakukan kognitivasi.

TUJUAN
1. Reformasi pendidikan pada dasarnya mempunyai tujuan agar pendidikan dapat berjalan lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikan nasional Indonesia.

2.
meningkatkan kualitas sistem pendidikan, solusi peningkatan kesejahteraan , meningkatkan kualitas guru , meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran , meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.
3. Untuk melawan domonasi imperialisma, sehingga pendidikan bisa dicapai lebih mudah tanpa memandang si miskin dan si kaya.