BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
1. Perilaku Konsumen, Pemikiran yang benar tentang konsumen, dan Penelitian konsumen sebagai bidang dinamis.
Dalam kehidupan ekonomi tentunya kita sering mengenal kata konsumen. Konsumen memiliki keputusan untuk memilih barang yang hendak dibeli. Dalam perilaku konsumen kita dapat mengetahui bagaimana cara konsumen memilih barang yang menjadi pilihan konsumen. Pengertian perilaku konsumen itu sendiri adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Proses pengambilan keputusan harus diambil dengan pemikiran yang matang. Pemikiran yang benar tentang konsumen adalah bahwa konsumen yang memiliki hak dalam pelayanan terhadap penjual yang berkewajiban melayani konsumen dengan baik agar mendapat kesan yang baik dari konsumen sehingga konsumen tertarik untuk membeli barang tersebut. Penelitian konsumen sebagai bidang dinamis yakni bahwa konsumen memiliki sifat yang berbeda-beda. Bahkan seorang konsumen dapat berganti-ganti selera sesuai pola pikir, daya beli, maupun rasa, maka hal yang berubah-ubah dari suatu perilaku konsumen itu merupakan hal yang wajar. Maka dari itu kedinamisan yang ada pada perilaku konsumen harus disesuaikan oleh para produsen yang wajib menciptakan inovasi-inovasi baru dalam memproduksi barang. Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen. Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya. Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan
melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen. Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hirarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.
2. Segmentasi pasar & analisis demografi, segmentasi pasar, dan rencana perubahan.
Segmentasi pasar merupakan sebuah metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul di pasar (Hermawan Kertajaya). Segmentasi pasar sangatlah penting di dalam bisnis dan pemasaran. Walaupun kita tidak boleh mengiris-iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang harus dipelajari dalam membangun usaha. Segmentasi demografo memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin atau belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, dan sebagainya. Dapat pula menurut tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama, dan keturunan. Kemudian mengenai rencana perubahan tentunya seperti yang sudah dibahas sebelumnya perusahaan harus mengatur sedemikian rupa perubahannya sesuai dengan perilaku konsumen yang telah di analisis menurut analisa demografinya.
3. Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen.
Proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahap: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Jelas bahwa proses pembelian berlangsung jauh sebelum pembelian aktual dan berlanjut jauh sesudahnya. Pasar perlu berfokus pada seluruh proses pengambilan keputusan pembelian bukan hanya pada proses pembeliannya saja. Secara teori konsumen melalui seluruh lima tahap pada tiap pembelian. Tapi pada pembelian rutin, konsumen terkadang melewatkan atau membalik beberapa tahap itu. Seorang remaja yang kadang membeli parfum merek yang biasa digunakannya akan mengenali kebutuhan tetapi dia akan bergerak langsung ke proses pembelian, dengan melewatkan pencarian informasi dan mengevaluasi alternatif. Pertimbangan yang muncul pada saat konsumen menghadapi situasi pembelian baru bisa bersifat kompleks.
I.2. Tujuan
1. Perilaku Konsumen, Pemikiran yang benar tentang konsumen, dan Penelitian konsumen sebagai bidang dinamis.
Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif. Ketiga pendekatan pada latar belakang diatas sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
2. Segmentasi pasar & analisis demografi, segmentasi pasar, dan rencana perubahan.
Memiliki beberapa tujuan yang diantaranya sebagai berikut:
a. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
b. Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
c. Dapat menentukan periklanan yang paling efektif.
d. Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan dapat menguntungkan yang lebih besar.
e. Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.
3. Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen.
Tujuan dari proses ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah dalam pengambilan keputusan.
b. Mendiagnosa perilaku konsumen sehingga kita dapat mengetahui hasil dari analisis perilaku konsumen.
Dengan cara itu, perusahaan dapat mempelajari secara baik kerja perusahaan tersebut dan bagaimana meningkatkannya. Perusahaan 3M mengaku lebih dari dua per tiga produk barunya datang dari mendengarkan keluhan konsumen. Tetapi mendengar saja tidak cukup perusahaan harus menanggapi dengan baik setiap keluhan yang diterima.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perilaku Konsumen, Pemikiran yang benar tentang konsumen, dan Penelitian konsumen sebagai bidang dinamis.
Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli. Kedua, perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut. Aplikasi ketiga adalah dalam hal pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.
Roda analisis konsumen adalah kerangka kerja yang digunakan marketer untuk meneliti, menganalisis, dan memahami perilaku konsumen agar dapat menciptakan strategi pemasaran yang lebih baik. Roda analisis konsumen terdiri dari tiga elemen: afeksi dan kognisi, lingkungan, dan perilaku.
Pertama adalah afeksi. Afeksi merujuk pada perasaan konsumen terhadap suatu stimuli atau kejadian, misalnya apakah konsumen menyukai sebuah produk atau tidak. Kognisi mengacu pada pemikiran konsumen, misalnya apa yang dipercaya konsumen dari suatu produk. Afeksi dan kognisi berasal dari sistem yang disebut sistem afeksi dan sistem kognisi. Meskipun berbeda, namun keduanya memiliki keterkaitan yang sangat kuat dan saling memengaruhi. Sistem kognisi terdiri dari lima proses mental, yaitu: memahami, mengevaluasi, merencanakan, memilih, dan berpikir. Proses memahami adalah proses menginterpretasi atau menentukan arti dari aspek tertentu yang terdapat dalam sebuah lingkungan. Mengevaluasi berarti menentukan apakah sebuah aspek dalam lingkungan tertentu itu baik atau buruk, positif atau negatif, disukai atau tidak disukai. Merencanakan berarti menentukan bagaimana memecahkan sebuah masalah untuk mencapai suatu tujuan. Memilih berarti membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan menentukan alternatif terbaik, sedangkan berpikir adalah aktifitas kognisi yang terjadi dalam ke empat proses yang disebutkan.
Roda analisis konsumen adalah kerangka kerja yang digunakan marketer untuk meneliti, menganalisis, dan memahami perilaku konsumen agar dapat menciptakan strategi pemasaran yang lebih baik. Roda analisis konsumen terdiri dari tiga elemen: afeksi dan kognisi, lingkungan, dan perilaku.
Pertama adalah afeksi. Afeksi merujuk pada perasaan konsumen terhadap suatu stimuli atau kejadian, misalnya apakah konsumen menyukai sebuah produk atau tidak. Kognisi mengacu pada pemikiran konsumen, misalnya apa yang dipercaya konsumen dari suatu produk. Afeksi dan kognisi berasal dari sistem yang disebut sistem afeksi dan sistem kognisi. Meskipun berbeda, namun keduanya memiliki keterkaitan yang sangat kuat dan saling memengaruhi. Sistem kognisi terdiri dari lima proses mental, yaitu: memahami, mengevaluasi, merencanakan, memilih, dan berpikir. Proses memahami adalah proses menginterpretasi atau menentukan arti dari aspek tertentu yang terdapat dalam sebuah lingkungan. Mengevaluasi berarti menentukan apakah sebuah aspek dalam lingkungan tertentu itu baik atau buruk, positif atau negatif, disukai atau tidak disukai. Merencanakan berarti menentukan bagaimana memecahkan sebuah masalah untuk mencapai suatu tujuan. Memilih berarti membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan menentukan alternatif terbaik, sedangkan berpikir adalah aktifitas kognisi yang terjadi dalam ke empat proses yang disebutkan.
sebelumnya. Fungsi utama dari sistem kognisi adalah untuk menginterpretasi, membuat masuk akal, dan mengerti aspek tertentu dari pengalaman yang dialami konsumen. Fungsi kedua adalah memproses interpretasi menjadi sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi sasaran dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan alternatif untuk memenuhi tujuan tersebut, memilih alternatif, dan melaksanakan alternatif itu. Besar kecilnya intensitas proses sistem kognitif berbeda-beda tergantung konsumennya, produknya, atau situasinya. Konsumen tidak selalu melakukan aktifitas kognisi secara ekstensif, dalam beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir sebelum membeli sebuah produk.
2. Segmentasi pasar & analisis demografi, segmentasi pasar, dan rencana perubahan.
Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan konsumen kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen dan kemudian memperlakukan masing-masing segmen dengan cara atau pelayanan yang berbeda.
Peranan segmentasi dalam marketing :
Peranan segmentasi dalam marketing :
1. Memungkinkan kita untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai keunggulan kompetitif perusahaan kita.
2. Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi kita di pasar.
3. Merupakan basis bagi kita untuk mempersiapkan strategi marketing kita selanjutnya.
4. Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut unik dan cara yang berbeda.
Cara-cara dalam memandang suatu pasar :
1. Static attribute segmentation. Cara memandang pasar berdasarkan geografis dan demografi. Geografis berarti kita melihat pasar berdasarkan wilayah (negara, kawasan, propinsi, kota). Demografi berati kita melihat pasar berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama, dan pendidikan.
2. Dinamic attribute segmentation. Cara memandang pasar berdasarkan sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini melihat pasar berdasarkan psikografis dan perilaku. Psikografi meliputi lifestyle, kepribadian. Perilaku berupa sikap, penggunaan, dan respon pelanggan terhadap produk.
Lebih lanjut mengenai demografi, psikografi dan pasar relung:
1. Demografi. Ini merujuk data statistik penduduk, termasuk pendapatan, rata-rata umur, dan pendidikan. Kalau menurut Hermawan, demografi ini termasuk dalam Static Attribute Segmentation, atau cara memandang pasar berdasarkan geografis dan demografi. Geografis berarti kita melihat pasar berdasarkan wilayah (negara, kawasan, propinsi, kota). Sedangkan demografi berati kita melihat pasar berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama dan pendidikan.
2. Psikografi. Psikografi adalah menggunakan demografi dalam menentukan perilaku dan selera segmen tertentu suatu populasi. Psikografi mengkaji gaya hidup seperti kemana mereka berlibur, kemana mereka berbelanja, bagaimana mereka membelanjakan uang ekstra, olahraga apa yang mereka tonton, dan masih banyak lagi yang lain. Kalau menurut Hermawan (lagi), psikografi termasuk dalam Dynamic Attribute Segmentation, atau cara memandang pasar berdasarkan sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini melihat pasar berdasarkan psikografis dan perilaku. Psikografi meliputi lifestyle atau kepribadian seperti yang saya sebutkan diatas. Perilaku berupa sikap, penggunaan dan respon pelanggan terhadap produk.
3. Pasar relung. Ada segmen kecil dari populasi yang memiliki kesamaan karekteristik, kepentingan, kebiasaan berbelanja dan sebagainya.
3. Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen.
Model proses pengambilan keputusan
A. Menurut Herbert G.Hick dan C. Ry Gullet
1. Model Probabilitas
Membahas mengenai kemungkinan yang terjadi pada masa yang akan datang terhadap suatu peristiwa tertentu dan nilai harapan atas terjadinya peristiwa tersebut.
Membahas mengenai kemungkinan yang terjadi pada masa yang akan datang terhadap suatu peristiwa tertentu dan nilai harapan atas terjadinya peristiwa tersebut.
2. Model Matriks
model ini diterapkan untuk menayangkan secara khusus perpaduan antara beberapa strategi atau alternatif yang digunakan serta nilai atau hasil yang diharapkan pada masing-masing strategi atau alternatif.
model ini terdiri atas dua hal pokok, yaitu :
- Garis yang menggambarkan berbagai strategi atau alternatif dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan.
- Lajur yang menggambarkan kondisi dalam situasi yang berlainan pada masing-masing alternatif strategi.
model ini diterapkan untuk menayangkan secara khusus perpaduan antara beberapa strategi atau alternatif yang digunakan serta nilai atau hasil yang diharapkan pada masing-masing strategi atau alternatif.
model ini terdiri atas dua hal pokok, yaitu :
- Garis yang menggambarkan berbagai strategi atau alternatif dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan.
- Lajur yang menggambarkan kondisi dalam situasi yang berlainan pada masing-masing alternatif strategi.
B. Menurut B.A Fisher
1. Model Preskriptif/Normatif
Menjelaskan tentang bagaimana seharusnya suatu kelompok mengambil keputusan dengan cara memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal dan urutan yang membantu kelompok mencapai konsensus, penerapan ini meliputi lima langkah (orientasi, evaluasi, pengawasan, pengambilan keputusan, dan pengendalian )
2. Model Deskriptif
Model ini memberikan informasi yang dibutuhkan kepada manajer untuk membuat keputusan dan tidak menawarkan penyelesaian masalah faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan.
Pengambilan keputusan baik pribadi maupun kelompok dipengaruhi oleh lima faktor yang akan berpengaruh terhadap pembentukan suatu model keputusan, antara lain :
- keadaan lingkungan dan nilai-nilai yang sering kali berlawanan
- pengaruh politik
- emosionalisme
- tingkat pendidikan
- model keputusan faktual
- keadaan lingkungan dan nilai-nilai yang sering kali berlawanan
- pengaruh politik
- emosionalisme
- tingkat pendidikan
- model keputusan faktual
C. Menurut E.S Quade
1. Model Kualitatif
model ini didasarkan pada asumsi yang tingkat ketepatannya masih kurang dibandingkan dengan model kuantitatif. Model ini tepat untuk mengatasi masalah-masalah sosial.
model ini didasarkan pada asumsi yang tingkat ketepatannya masih kurang dibandingkan dengan model kuantitatif. Model ini tepat untuk mengatasi masalah-masalah sosial.
2. Model Kualitatif
Model ini didasarkan pada asumsi yang tepat dan dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti. Ciri pokok model ini yaitu digunakan secara lengkap melalui asumsi-asumsi dana kesimpulannya berupa konsekuensi logis dari asumsi yang tanpa menggunakan pertimbangan intuisi tentang praktik dunia nyata.
Tipe Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen
4 tipe proses pembelian yang diterapkan oleh konsumen, antara lain :
a. Complex Decision Making Process
Proses ini biasanya terjadi bila keterlibatan tinggi pada pengambilan keputusan terjadi. Contohnya pengambilan keputusan untuk membeli mobil atau motor. Dalam hal ini konsumen secara aktif mencari informasi-informasi yang dibutuhkan untuk dijadikan bahan pertimbangan dengan menetapkan kriteria tertentu atas barang tertentu.
b. Brand Royalty Process
Terjadi saat konsumen menggunakan pengalaman masa lalunya terhadap suatu barang, apakah memuaskan atau tidak, untuk membeli kembali barang tersebut atau untuk melakukan pembelian ulang.
c. Limited Decision Making Process
Dalam proses ini kadang-kadang konsumen melakukan pengambilan keputusan meskipun konsumen tidak memiliki keterkaitan kepentingan yang tinggi, konsumen hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu atas produk atau barang tersebut.
d. Inertia Process
Tingkat kepentingan atas barang rendah dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek yang sama sekali bukan karena loyal kepada merek tersebut, tetapi karena tidak ada waktu yang cukup dana ada hambatan untuk mencari alternatif, proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek.
a. Complex Decision Making Process
Proses ini biasanya terjadi bila keterlibatan tinggi pada pengambilan keputusan terjadi. Contohnya pengambilan keputusan untuk membeli mobil atau motor. Dalam hal ini konsumen secara aktif mencari informasi-informasi yang dibutuhkan untuk dijadikan bahan pertimbangan dengan menetapkan kriteria tertentu atas barang tertentu.
b. Brand Royalty Process
Terjadi saat konsumen menggunakan pengalaman masa lalunya terhadap suatu barang, apakah memuaskan atau tidak, untuk membeli kembali barang tersebut atau untuk melakukan pembelian ulang.
c. Limited Decision Making Process
Dalam proses ini kadang-kadang konsumen melakukan pengambilan keputusan meskipun konsumen tidak memiliki keterkaitan kepentingan yang tinggi, konsumen hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu atas produk atau barang tersebut.
d. Inertia Process
Tingkat kepentingan atas barang rendah dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek yang sama sekali bukan karena loyal kepada merek tersebut, tetapi karena tidak ada waktu yang cukup dana ada hambatan untuk mencari alternatif, proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek.
Faktor Yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah
A. Masalah Sederhana ( simple problem )
- ciri : memiliki kaitan erat dengan masalah lain, menagndung konsekuensi besar, pemecahannya memerlukan pemikiran yang tajam dan analitis.
- scope : pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf pembantunya.
- Jenis : masalah yang terstruktur dan masalah yang tidak terstruktur.
- ciri : memiliki kaitan erat dengan masalah lain, menagndung konsekuensi besar, pemecahannya memerlukan pemikiran yang tajam dan analitis.
- scope : pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf pembantunya.
- Jenis : masalah yang terstruktur dan masalah yang tidak terstruktur.
B. Masalah Rumit (complex problem)
- definisi : masalah yang jelas faktor penyebabnya , bersifat rutin dan tibul berulang kali, sehingga pemecahan masalahnya dilakukan pengambilan keputusan yang bersifat rutin dan dibakukan.
- contoh : masalah perijinan, penggajian, dan sebagainya.
- sifatnya : relatif lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan penyusunan metode atau prosedur atau pula program tetap (SOP).
C. Masalah Terstruktur
- definisi : penyimpangan dari masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor penyebab dan konsekuensinya, serta tidak repetitif kasusnya.
- sifat pengambilan keputusan : relatif lebih sulit dan lebih lama, diperlukan teknik PK yang bersifat non-programmed decision making.
D. Masalah Yang Tidak Terstruktur
Pendefinisian Masalah Yang Baik :
- fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi, Data objektif dipisahkan dari persepsi.
- semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi/
- masalah harus dinyatakan secara eksplisit/tegas, untuk menghindari dari pembulatan definisi yang tidak jelas.
- definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidaksesuaian antara standar atau harapan yang telah ditetapkan sebelumnya.
- definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dengan terjadinya masalah.
- definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar.
- definisi : masalah yang jelas faktor penyebabnya , bersifat rutin dan tibul berulang kali, sehingga pemecahan masalahnya dilakukan pengambilan keputusan yang bersifat rutin dan dibakukan.
- contoh : masalah perijinan, penggajian, dan sebagainya.
- sifatnya : relatif lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan penyusunan metode atau prosedur atau pula program tetap (SOP).
C. Masalah Terstruktur
- definisi : penyimpangan dari masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor penyebab dan konsekuensinya, serta tidak repetitif kasusnya.
- sifat pengambilan keputusan : relatif lebih sulit dan lebih lama, diperlukan teknik PK yang bersifat non-programmed decision making.
D. Masalah Yang Tidak Terstruktur
Pendefinisian Masalah Yang Baik :
- fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi, Data objektif dipisahkan dari persepsi.
- semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi/
- masalah harus dinyatakan secara eksplisit/tegas, untuk menghindari dari pembulatan definisi yang tidak jelas.
- definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidaksesuaian antara standar atau harapan yang telah ditetapkan sebelumnya.
- definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dengan terjadinya masalah.
- definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Perilaku Konsumen, Pemikiran yang benar tentang konsumen, dan Penelitian konsumen sebagai bidang dinamis.
pandangan terhadap sifat-sifat konsumen dengan fungsi sebagai strategi marketinga atau maupun bila kita yang bertindak sebagai konsumen dalam mengambil keputusan membeli barang.
pandangan terhadap sifat-sifat konsumen dengan fungsi sebagai strategi marketinga atau maupun bila kita yang bertindak sebagai konsumen dalam mengambil keputusan membeli barang.
2. Segmentasi pasar & analisis demografi, segmentasi pasar, dan rencana perubahan.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa segmentasi pasar sangat perlu untuk memperoleh pelanggan-pelanggan yang potensial dalam usaha pemasaran.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa segmentasi pasar sangat perlu untuk memperoleh pelanggan-pelanggan yang potensial dalam usaha pemasaran.
3. Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen.
Perusahaan yang bijaksana perlu mengukur kepuasan konsumen secara teratur. Perusahan tersebut tidak dapat semata-mata mengandalkan konsumen yang tidak puas yang secara sukarela menyampaikan keluhannya kepada perusahaan. Sebesar 96 persen konsumen yang tidak senang tidak pernah menyampaikan keluhannya. Perusahaan harus membangun sistem yang mendorong konsumen menyampaikan keluhannya.
Perusahaan yang bijaksana perlu mengukur kepuasan konsumen secara teratur. Perusahan tersebut tidak dapat semata-mata mengandalkan konsumen yang tidak puas yang secara sukarela menyampaikan keluhannya kepada perusahaan. Sebesar 96 persen konsumen yang tidak senang tidak pernah menyampaikan keluhannya. Perusahaan harus membangun sistem yang mendorong konsumen menyampaikan keluhannya.
0 komentar:
Posting Komentar