softskill NON AKADEMIS Ekonomi Koperasi
CERPEN
CERPEN
Dia Adalah ANNA
Ada 3 anak muda yang bernama Jeremy, Mark dan Anna. Mereka bersahabat dan tak ayal mereka selalu bersama dan sharing bersama . Mereka sama-sama memiliki tekanan dalam hidupnya. Jeremy adalah anak yang sangat depresi karena kedua orang tuanya selalu bertengkar dan sedang di ambang perceraian. Hati Jeremy sangat terusik melihat pertengkaran yang setiap detik ia lihat dan ia dengar dari kamar tidurnya. Sedangkan Mark adalah seorang anak yang sangat kesepian. Mark seorang anak yatim piatu yang hanya tinggal bersama kakeknya. Meski kakeknya sangat sayang pada nya, namun ia juga sangat mengharapkan kedua orangtuanya itu masih ada dan bisa menyayanginya. Sedangkan sahabat perempuan Jeremy dan Mark adalah Anna. Anna adalah seorang remaja perempuan yang hidup dengan seorang ayah. Namun ayahnya sedang sakit keras, sehingga sangat banyak membutuhkan biaya untuk pengobatan Ayahnya itu. Maka dari itu lah Anna bekerja keras tanpa mengeluh. Bahkan Anna sangat tekun bekerja. Yang Anna pikirkan hanya bekerja segiat mungkin agar dapat menghasilkan uang sehingga Ayahnya lekas sembuh dan dapat pergi ke makam ibunya bersama sama kembali setiap hari minggu.
Hari-hari Anna sangatlah ceria, meskipun ayahnya kini sedang terbaring lemah di rumah sakit, Anna tetap berhasil menghibur kawan kawan nya yang sedang tertekan bathin nya. Jeremy dan Mark sangat tenang apabila Anna sudah memberikan wejangan wejangan yang pada akhirnya mereka bisa tenang kembali dan sesaat lupa akan masalah mereka. Setiap mereka berkumpul , Anna selalu menjadi penghibur diantara mereka. Jeremi dan Mark berpikir bahwa bahagianya bila hidup mereka seperti Anna yang sepertinya tanpa beban. Aktivitas Anna sehari-harinya mulai padat. Toko roti tempat Anna bekerja sedang ramai dan Anna menawarkan diri kepada atasannya untuk mengambil 2 shiff sekaligus dalam sehari. Hal ini ia lakukan agar ia mendapatkan upah 2 kali lipat. Mark dan Jeremy mulai merasa Anna jarang sekali ada untuk mereka. Setiap pagi Mark dan Jeremy hanya melihat Anna melambaikan tangan melewati mereka dan hanya berkata “ aku bekerja dulu yaa kawann”. Saat matahari mulai terbenam pun Anna hanya bergegas pulang kerumah lalu membuatkan bubur atau sup untuk ayahnya di rumah sakit.
Hingga pada suatu hari Anna bercerita pada kedua kawannya itu bahwa Ayahnya sedang sakit keras. Mark dan Jeremy sangat sedih mendengar berita itu. Sebenarnya sudah sejak lama ayahnya sakit namun Anna tak mau membebankan pikiran kawan kawanya yang sedang di hadapkan masalah itu..
Hingga pada suatu hari Ayahnya Anna akhirnya meninggal dunia. Anna yang sangat terpukul di temani Mark dan Jeremy. Anna hanya diam melihat jasad ayahnya. Begitupun saat pemakaman. Anna hanya diam dan meneteskan air mata tanpa berekspresi apapun. Anna tetap tegar dan tetap memberikan senyumannya untuk semua orang yang hadir saat pemakaman itu. Mark dan Jeremy pun berpikir sesaat tentang tekanan dan masalah masalah yang ada pada hidup mereka. Jeremy yang meskipun orangtuanya sangat membuatnya depresi, diapun sadar tetap saja ia masih dapat melihat orangtuanya dan memiliki orangtuanya. Mark, masih bisa mendapatkan kasih sayang dari kakeknya. Setidaknya tidak seperti Anna yang hidup sebatang kara tanpa ada sanak saudara yang ada di dekatnya.. hidup ibarat warna yang sangat beraneka ragam. Ada kalanya kita terlalu merasa teraniaya ketika suatu masalah menghampiri kita. Namun kita tidak sadar bahwa masalah-masalah itulah yang membuat kita kuat menghadapi kekejaman dunia di masa yang akan datang.
Hari-hari Anna sangatlah ceria, meskipun ayahnya kini sedang terbaring lemah di rumah sakit, Anna tetap berhasil menghibur kawan kawan nya yang sedang tertekan bathin nya. Jeremy dan Mark sangat tenang apabila Anna sudah memberikan wejangan wejangan yang pada akhirnya mereka bisa tenang kembali dan sesaat lupa akan masalah mereka. Setiap mereka berkumpul , Anna selalu menjadi penghibur diantara mereka. Jeremi dan Mark berpikir bahwa bahagianya bila hidup mereka seperti Anna yang sepertinya tanpa beban. Aktivitas Anna sehari-harinya mulai padat. Toko roti tempat Anna bekerja sedang ramai dan Anna menawarkan diri kepada atasannya untuk mengambil 2 shiff sekaligus dalam sehari. Hal ini ia lakukan agar ia mendapatkan upah 2 kali lipat. Mark dan Jeremy mulai merasa Anna jarang sekali ada untuk mereka. Setiap pagi Mark dan Jeremy hanya melihat Anna melambaikan tangan melewati mereka dan hanya berkata “ aku bekerja dulu yaa kawann”. Saat matahari mulai terbenam pun Anna hanya bergegas pulang kerumah lalu membuatkan bubur atau sup untuk ayahnya di rumah sakit.
Hingga pada suatu hari Anna bercerita pada kedua kawannya itu bahwa Ayahnya sedang sakit keras. Mark dan Jeremy sangat sedih mendengar berita itu. Sebenarnya sudah sejak lama ayahnya sakit namun Anna tak mau membebankan pikiran kawan kawanya yang sedang di hadapkan masalah itu..
Hingga pada suatu hari Ayahnya Anna akhirnya meninggal dunia. Anna yang sangat terpukul di temani Mark dan Jeremy. Anna hanya diam melihat jasad ayahnya. Begitupun saat pemakaman. Anna hanya diam dan meneteskan air mata tanpa berekspresi apapun. Anna tetap tegar dan tetap memberikan senyumannya untuk semua orang yang hadir saat pemakaman itu. Mark dan Jeremy pun berpikir sesaat tentang tekanan dan masalah masalah yang ada pada hidup mereka. Jeremy yang meskipun orangtuanya sangat membuatnya depresi, diapun sadar tetap saja ia masih dapat melihat orangtuanya dan memiliki orangtuanya. Mark, masih bisa mendapatkan kasih sayang dari kakeknya. Setidaknya tidak seperti Anna yang hidup sebatang kara tanpa ada sanak saudara yang ada di dekatnya.. hidup ibarat warna yang sangat beraneka ragam. Ada kalanya kita terlalu merasa teraniaya ketika suatu masalah menghampiri kita. Namun kita tidak sadar bahwa masalah-masalah itulah yang membuat kita kuat menghadapi kekejaman dunia di masa yang akan datang.
0 komentar:
Posting Komentar